Situs-Peternakan.Com – Penyakit Leptospirosis merupakan
penyakit yang diakibatkan oleh bakteri leptospira interrogans family leptospiraceae.
Penyakit ini umumnya dapat menyerang semua hewan ternak ruminansia terutama sapi. Namun juga dapat menyerang manusia atau bersifat zoonosis, umumnya
penularan akibat kontak langsung dengan ternak seperti kotoran hewan yang
telah terinfeksi bakteri yang dapat mengakibatkan gejala akut hingga
menyebabkan kematian.
Bakteri Leptospira mampu bertahan bertahan hidup di dalam
air tawar selama kurang lebih satu bulan yang kondisinya lembab dan bersuhu hangat. Biasanya kondisi ini
dialami pada daerah yang memiliki iklim tropis. Saat memasuki musim penghujan
maka kejadian leptospirosis akan meningkat. Oleh sebab itu bakteri ini umumnya akan menginfeksi hewan dan manusia akibat
kondisi lingkungan yang telah terkontaminasi bakteri. Biasanya akibat
kontaminasi urin tikus yang telah terinfeksi bakteri leptospirosis.
Gejala Pada Sapi
Akibat Leptospirosis
- Demam
- Terlihat menggigil
- Terlihat lesu
- Sering muntah
- Warna urin kadang berwarna merah dan kuning
- Penurunan produksi susu
- Abortus pada sapi bunting
- Kematian terhadap pedet
Pengobatan dan Pengendalian
Sebenarnya penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya terutama pada sapi dewasa, namun pada sapi muda biasanya akan menyebabkan kematian. Untuk itu perlu dilakukan pengobatan guna memutus siklus penularan bakteri leptospira dengan pemberian antibiotik yang berfungsi
untuk mengurangi infeksi persistensi. Antibiotik ini termasuk streptomycin, chlortetracycline, dan oxytetraxycline.
Usaha pencegahan yang dapat dilakukan pemberian vaksinasi
terhadap sapi yang sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan
penyakit. Vaksinasi dapat dilakukan beberapa tahap mulai dari enam bulan sekali
atau satu tahun sekali. Usaha lainnya adalah lakukan sanitasi yang ketat
terhadap kandang dan peralatan makan dan minuman. Melakukan pembasmian terhadap
sumber bakteri leptospira yaitu tikus.