Situs-Peternakan.Com – Penyakit Ngorok atau nama lainnya
penyakit Septicaemia Epizootica (SE) merupakan penyakit yang sering menyerang
hewan/ternak ruminansia khususnya sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal.
Di Indonesia penyakit ini menjadi penyakit yang mangakibatkan kerugian ekonomi
terbesar, dimana angka kematiannya baik sapi/kerbau pada tahun 1997 mencapai
9.288 ekor (DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN 1998).
Penyebab penyakit SE/ ngorok adalah karena infeksi bakteri
pasteurella multocida. Bakteri ini merupakan bakteri gram negative berbentuk
coccobacillus yang sifatnya bipolar. Bakteri ini ditiap tempat secara umum
memiliki perbedaan. Di Asia umumnya ditemukan pasteurella multocida serotype B:2,
sedangkan di Afrika ditemukan serotype E:2. Bakteri ini muncul biasanya akibat
hewan lain yang kemudian disebut carrier yang telah kebal terhadap bakteri dan melepaskan
bakteri ke tubuh hewan lain.
Pada ternak Sapi biasanya umur 6 - 24
bulan lebih rentan terkena bakteri pastteurella (penyebab penyakit ngorok). Begitu juga dengan kerbau, namun Kerbau lebih peka terhadap penyakit SE. Penularannya dapat melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh
bakteri, Jalur transportasi ternak yang sering dilakukan peternak diwaktu musim
penghujan juga menjadi penyebab penularan penyakit.
Tanda atau Gelaja Umum Pada Sapi atau Kerbau Terkena
Penyakit Ngorok (Septicaemia Epizootica)
- Suhu tubuh meningkat
- sesak nafas sehingga terdengan seperti ngorok
- keluar cairan berupa ingus dari hidung
- Terlihat lesu sehingga lebih banyak berdiam dan sering berbaring
- Jika sudah akut dapat menyebabkan kematian mendadak
Pengobatan dan Pencegahan
Penyakit SE termasuk salah satu jenis penyakit menular yang
perlu diwaspadai di Indonesia yang pengendalian dan pemberantasannya berada di
bawah tanggung jawab Pemerintan Pusat bersama Pemerintah Daerah (DIREKTUR BINA
KESEHATAN HEWAN, 1995). Maka jika ditemui gejala seperti di atas pada sapi
maupun kerbau segera melapor ke Dinas peternakan Kab/Kota/Provinsi terdekat
guna dilakukan tindakan pemberantasan. Pengobatan dapat diberi antibiotika
(Streptomyci, kloromisetin, tetramisin, nureomisin) guna memutus siklus
pertumbuhan bakteri dan mengurangi gejala pada ternak.
Tindakan pencegahan apabila ditemukan ternak yang sakit
segera di karantina ke kandang lain dan lakukan pengobatan. Jika ternak mati
harus segera dibakar atau dikubur.
Perketat sanitasi kandang, makanan dan minuman harus diberikan dalam
keadaan bersih.