Anaplasmosis, Penyakit Ruminansia Yang Menyerang Sapi

Situs-Peternakan.Com – Anaplasmosis merupakan penyakit ruminansia yang kerap menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit ini bersifat akut hingga kronis yang diakibatkan oleh Anaplasma marginale. Anaplasma marginale merupakan parasit yang terdapat dalam eritrosit darah yang bentuknya seperti bola berdiameter 0,1-0,5 mikron dimana tiap eritrositnya mengandung hingga enam parasit.

Anaplasmosis dapat menyerang semua umur sapi maupun kerbau. Pada sapi dan kerbau usia dibawah 6 bulan lebih rentan terserang, sedangkan pada sapi dan kerbau dewasa berkisar 1-3 tahun juga sering terserang yang dapat menyebabkan kematian (mortalitas) sekitar 50%. 

Anaplasmosis ditularkan melalui caplak (artropoda) yang diperkirakan memiliki 18 spesies yang merupakan vector alam yang terdapat di banyak daerah. Jika suatu daerah telah muncul caplak maka akan segera menyerang sapi atau kerbau dalam waktu 3 – 4 minggu. Selain itu dapat ditularkan melalui nyamuk seperti tabanus spp yang membawa bibit penyakit dari sapi yang terinfeksi. Penularan berikutnya dapat melalui peralatan bedah dan peralatan kedokteran hewan yang kurang steril. Hal ini berhubungan dengan pembedahan atau pengambilan sampel yang melibatkan darah ternak sapi atau kerbau yang menggunakan peralatan yang tidak steril.

gambar sapi yang terkena anaplasmosis
By youtube : Gambar sapi yang terkena anaplasmosis

Gejala Umum Sapi atau Kerbau yang Terkena Anaplasmosis

  • Masa inkubasi antara 17 – 45 hari
  • Suhu tubuh meningkat hingga 40 derajat C
  • Terlihat depresi,
  • Penurunan nafsu makan secara drastis (pada anakan sapi maupun kerbau)
  • Pernapasan cepat
  • Keluar lender pada mata, puting dan mamae.
  • Kesulitan buang air besar (deare
  • Penurunan produksi susu (pada sapi perah)
  • Kematian mendadak pada sapi atau kerbau dewasa


Pengobatan dan Pencegahan

Jika menemukan gejala seperti diatas segera lakukan karantina dan diobati menggunakan
Antibiotic seperti doxycycline, Oxytetracycline, dan imidocarb dengan dosis sesuai dengan petunjuk. Selain itu dapat dilakukan transfuse darah. Pengobatan hanya bersifat suportif.

Untuk pencegahan dapat dilakukan pembasmian terhadap vector pembawa penyakit dengan penyemprotan (spraying) menggunakan pestisida atau akarisida. Baca juga Trikomoniasis-penyakit yang sering menyerang sapi

Show Comments

Popular Post